Pages - Menu

Senin, 15 September 2014

Nongol lagi ...

Its good to see my blog again ...
udah cukup lama gak dibuka, harap2 cemas, takutnya tau2 gak ada, alis hilang, dihapus sama si Mbah ... :)

Kali ini, ada cerita nih, cerita dari jaman dulu, turun temurun sampai sekarang, saya sering cerita ini ke anak2 saya ...

Judulnya "Timun Mas", ada yang bilang ini cerita rakyat dari Jawa, tapi saya sendiri kurang tau, berhubung ceritanya bagus & ada pesan moral yang bisa di dapat, saya share nih ... mungkin sudah banyak yang tau sih ..., tapi siapa tau versinya berbeda ??


Timun Mas

Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja. 

Suatu hari, ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak. Karena si Raksasa membutuhkan seorang anak yang harus ia santap untuk mempertinggi ilmunya, maka si Raksasa pun mengajukan   syarat, apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan ke raksasa itu untuk disantap. 

Mbok Sirnipun setuju. Raksasa memberinya biji mentimun, agar ditanam dan dirawat. Setelah dua minggu, diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas. Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik, karena dia dibungkus dengan oleh daun yang berkilauan seperti emas, maka bayi itu diberi nama timun mas. 

Semakin hari, timun mas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari, datanglah Raksasa untuk menagih janji. Mbok sirni amat takut kehilangan timun mas, dia mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin dewasa, semakin enak untuk disantap, Raksasa pun setuju. 

Mbok Sirni pun semakin sayang pada timun mas, namun setiap kali melihat timun mas, ia teringat akan janjinya kepada Raksasa, hatinya pun menjadi cemas dan sedih. 

Suatu malam, mbok sirni bermimpi, agar anaknya selamat ia harus menemui pertapa di Gunung Gundul. Paginya, ia langsung pergi. Di Gunung Gundul, ia bertemu seorang pertapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam dan terasi sebagai penangkal.

Sesampainya dirumah, Mbok Sirni bercerita perihal masalah itu kepada timun mas, timun mas pun jadi sedih dan dia ketakutan & tidak ingin berpisah dengan Mbok Sirni. Kemudian, sesuai dengan petuah dari Sang Pertapa, Mbok Sirni pun memberikan 4 bungkusan tadi kepada timun mas dan disuruhnya timun mas berdoa. 

Keesokan paginya, Raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun mas pun disuruh keluar lewat pintu belakang oleh Mbok sirni. Raksasa pun mengejarnya. Timun maspun teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun. 

Dan sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasa pun memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa. Lalu timun mas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlah pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. 
Dengan kaki yang berdarah-darah Raksasa terus mengejar. Timun mas pun membuka bingkisan garam dan ditaburkannya. Seketika hutan pun menjadi lautan luas. Dengan kesakitannya raksasa dapat melewati. 
Yang terakhir, Timun mas akhirnya menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akhirnya raksasapun mati. 

" Terimakasih Tuhan, Engkau telah melindungi hambamu ini " Timun mas mengucap syukur. Akhirnya Timun mas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai.


Sungguh sederhana namun sarat makna yach ... ??

Dari cerita di atas, ada dua hal yang dapat saya ambil, yaitu yang pertama, jangan ceroboh menyanggupi sesuatu yang belum tentu dapat kita sanggup lakukan, kemudian yang kedua, dalam kondisi sesualit apapun, saat tidak ada siapa pun yang bisa menolong, kita pasti punya Tuhan Yang Maha Penolong, Pengasih & Penyayang ...


kalo komentar yang lain, agak ngaco nih ...
latar tempat & suasana cerita ini sudah pasti di tengah hutan antah berantah yang tidak penghuni selain Mbok Sirni & Timun Mas, sebab saat Raksasa datang, tidak ada penduduk atau orang lain yang menolong, kalaupun ada penduduk lain, udah pasti rumah-rumah penduduk pada rusak & para penduduk marah, trus mengusir Raksasa itu kan ?? hahaha .... (yang ini hanya dalam pikiran saja, tidak pernah ikut saya ceritakan pada anak2 saya)

yaaahhh ... lagi2, semoga bermanfaat yaaa ...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here