Pages - Menu

Jumat, 10 Oktober 2014

Blessing in Disguise


Blessing in Disguise ... 
kurang lebih artinya seperti ini : Melihat Berkah Dibalik Kegundahan karena Musibah

Kerap kali kita merasa buntung karena mendapat musibah, namun kadang kita juga pernah merasa beruntung karena adanya musibah ...

Sebuah ilustrasi seperti ini misalnya :

Seorang anak petani miskin menginginkan mobil-mobilan remote control bagus & mahal, tapi Pak Petani tidak bisa membelikannya karena tidak mampu, maka orang bilang mereka sungguh buntung karena menjadi orang miskin sehingga tidak bisa membelikan anaknya mobil-mobilan. Lalu suatu saat, seorang penderma memberikan uang kepada Pak Petani, lalu Pak Petani menggunakan uang itu untuk membelikan anaknya mobil-mobilan yang diinginkannya, lalu orang bilang beruntung sekali Pak Petani menjadi orang miskin, coba kalau tidak miskin, pasti Dermawan itu tidak memberikan uang cuma-cuma padanya.

Dari ilustrasi tsb, sebenarnya kapan tepatnya kita disebut buntung atau beruntung ?? bisa di bilang, sebenarnya kita tidak pernah bisa benar-benar mengetahuinya, Mengapa? Mungkin karena kita belum bisa melihat blessings in disguise. Kita tidak bisa melihat berkah dibalik musibah. Apa yang dilihat sebagai musibah hari ini, ternyata di kemudian hari baru kita sadari bahwa hal itu mengandung berkah.

Kisah berikut ini pernah saya tulis dari sudut pandang yang berbeda. Sekali waktu ada seorang pria buta huruf yang bekerja sebagai penjaga sebuah gereja di Amerika Serikat. Sudah sekitar 20 tahun dia bekerja di sana. Suatu hari pemimpin gereja itu dipindahkan ke tempat lain dan digantikan oleh pemimpin baru.

Pemimpin baru ini menerapkan aturan baru. Semua pekerja harus bisa membaca dan menulis agar mereka bisa mengerti pengumuman yang ditempel di papan pengumuman. Penjaga yang buta huruf itu terpaksa tidak bisa bekerja lagi.

Dia sangat sedih dan berjalan pulang dengan lemas. Dia tidak berani langsung pulang ke rumah, tidak berani langsung memberitahu isterinya. Dengan sedih dia berjalan pelan menelusuri jalanan.

Setelah hari gelap sampailah dia di sekitar pelabuhan. Dia pun ingin membeli tembakau. Tapi setelah mencari kemana-mana, setelah mengelilingi beberapa blok, tidak ada satu toko pun yang menjual tembakau. Tiba-tiba, dia berfikir "Tembakau sangat perlu. Tapi di sekitar sini tak ada yang jual tembakau. Aku ingin jualan tembakau saja ah."

Dia pun pulang, lalu dengan penuh semangat menceritakan idenya untuk berjualan tembakau kepada isterinya. Dia tidak lagi menyesali nasibnya yang baru saja kehilangan pekerjaan. Kemudian dia pun membuka kios tembakau. Ternyata tembakaunya laku keras.
Tak berapa lama, dia bisa membuka toko tembakau. Beberapa tahun kemudian dia bisa membuka beberapa cabang toko tembakau di tempat lain. Jadilah dia pedagang tembakau sukses.

Ketika sudah jadi orang kaya, dia pun pergi ke bank untuk membuka rekening. Tapi karena buta huruf, maka dia tidak bisa mengisi formulir. Karyawan bank berkata "Wah, Bapak yang buta huruf saja bisa punya uang sebanyak ini, apalagi kalau Bapak bisa membaca dan menulis, Bapak pasti lebih kaya lagi." Dengan tersenyum dia berkata "Kalau saya bisa membaca dan menulis, saya pasti masih menjadi penjaga gereja."

Waktu dia dipecat, dia merasa sedih, putus asa, dan mungkin menyesali kejadian itu. Peristiwa itu merupakan musibah. Tapi kini, dia bisa melihat bahwa mungkin nasibnya tidak akan berubah menjadi seperti sekarang kalau dulu dia tidak dipecat.

Apa yang dulu merupakan musibah, ternyata kini mendatangkan keberuntungan, menjadi berkah. Mari kita mencoba bersabar dan tabah dalam menghadapi apapun. Berdoa supaya bisa melihat berkah di balik musibah. Do not give up! See the blessings in disguise!

Taken from :Harian Bisnis Indonesia



Sebagai renungan :
“ Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal dia belum tentu baik buat kamu di mata Allah, boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal dia baik buat kamu di mata Allah ”

renungkanlah !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here