Pages - Menu

Selasa, 31 Maret 2015

Surat dari Hati Seseorang

Aku memang bukan siapa siapa, juga bukan apa apa, aku hanya wanita akhir zaman yang mendambakan kesempurnaan, termasuk suami yang sempurna seperti yang kuinginkan, jauh hari lalu aku sadar, bahwa kami kini berdiri di akhir zaman, pandailah bersyukur, maka hati akan tentram.

Namun dengan keterbatasanku, aku sama dengan yang lain, aku ingin bahagia, bahagia yang tanpa syarat, tanpa batas, ... bukankah aku bahagia ?? Entahlah, aku sering kali berdiam diri, mempertanyakan berbgai hal yang sampai kini masih buram, abu abu, aku membiarkannya untuk tidak mencari jawabannya, ... aku takut ...

Kini, setelah banyak hal yang terjadi, terutama setelah kejadian itu, aku mulai merasa hambar, yang semula kurasa abu abu, kini mulai memudar , abu abu yang memudar akan menjadi plain alias blank ... aku jadi semakin takut ...

Pertanyaan ini memuncak di benakku, masih adakah cinta untukku di sana ?? Ataukah telah memudar atau mungkin telah terkikis habis atau bahkan tidak pernah ada sejak awal ?? Lantas apa yang membuatnya bertahan ?? Apakah anak anak ?? Tak sedikit pun tentang diriku ?? Air mataku menetes ...

Jika balik kutanyakan pada diriku, seberapa besar cintaku padanya ?? Cukupkah untuk membuatnya bertahan ?? Aku rasa tidak besar, hanya cukup, buktinya aku seringkali membuatnya kecewa, jika hal itu salah satu cara mengukur besarnya cinta.

Apakah ada orang lain ?? Berat sekali rasanya menuliskan ini, namun entah mengapa akhir2 ini, hal ini sering muncul dalam pikiranku, mungkinkah itu ?? Jika memang iya, sanggupkah aku menghadapinya ??   Tegar dan kuatkah aku ?? Lalu aku harus bagaimana ??

Karena sepertinya dia semakin tak peduli ...

Semula aku pikir setelah kejadian itu semuanya normal, membaik kembali, namun ternyata yang kurasakan sekarang, dia makin tak peduli, apa yang harus kulakukan ?? Haruskah kutanyakan padanya ?? Mungkin akan percuma, kurasa dia tak punya waktu mendengarkanku, sebab dia tidak pernah menganggap serius apa yang menurutku penting ...

Namun, jika kubiarkan mengambang aku rasa aku bisa gila, berkubang dalam segudang pertanyaan yang menjerumuskan dalam pemikiran "jangan jangan ... "

Sebenarnya apa yang ku takutkan ??

Hal-hal yang ku canangkan sebagai batas-batas kehidupan, status, image, lingkungan ..., mungkin semua itu yang membuatku takut ... Oh Tuhan, seandainya saja aku lebih berani ... 

Waktu kian membawaku dalam kekinian, hingga aku merasa aku telah 'dewasa', tidakkah dia merasa hal yang serupa ?? namun mengapa aku merasa seolah dia masih seperti itu saja ?? setiap hal yang dia lakukan, tidakkah sedikitpun mempedulikan dampaknya terhadap hati & pikiranku ?? di matanya, sebenarnya siapakah aku ??

hhhhh ... aku lelah, itulah yang kurasakan, bukankah istirahat sejenak adalah obatnya ?? namun pikiran ini sepertinya tidak mau kompromi, tetap saja mengajakku berkecamuk, bergelut dengan masalah-masalah yang mengendap di benak, yang berteriak-teriak ingin segera dibebaskan ...

Entahlah ...


penulis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here