A-Z Nama Anak
Nama yang diberikan oleh Bunda kepada anaknya adalah juga sebagai do'a, jadi bagi bunda-bunda yang sedang mempersiapkan nama untuk putra putrinya, semoga kumpulan nama anak berikut ini dapat menjadi referensi, monggo di simak ...
semoga bermanfaat ... :)
Pages - Menu
▼
Senin, 29 Juni 2015
Rabu, 17 Juni 2015
Cerita Inspiratif : Si Tukang Kayu
Si Tukang Kayu
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut kepada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ” katanya, “hadiah dari kami.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya engerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ” katanya, “hadiah dari kami.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya engerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
semoga dapat menjadi inspirasi ... :-)
Senin, 15 Juni 2015
Pemenang Kehidupan
Pemenang Kehidupan
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama sangat jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei, kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”
Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
“Pemenang Kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.
semoga bermanfaat ...
Kamis, 11 Juni 2015
Are you beloved ??
Are You Beloved ??
Have you ever ask deep in your heart ??
Pernahkah kau bertanya jauh dalam hatimu ??
Are true love has given to you ??
Apakah kau orang yang benar-benar di cintai ??
If yes, by who ??
Jika ya, oleh siapa saja ??
Would you write it on a list ??
Dapatkah kau tuliskan dalam sebuah daftar ??
If you wrote it, read it !!
Jika telah kau tulis, bacalah kembali !!
Did your husband name there ??
Apakah ada nama suamimu di situ ??
If yes, thank full … Jika ada, bersyukurlah ...
Cause you’ve already so sure that your husband loved you so …
Karena kau sudah yakin bahwa suamimu telah benar-benar mencintaimu ...
If you done with those, do the opposite …
Jika kau sudah selesai dengan yang di atas, buat sebaliknya …
Found something ??
Menemukan sesuatu ??
Are both of you love each other ??
Apakah kalian pasangan yang saling mencintai satu sama lain ??
What if not ??
Bagaimana jika tidak ??
Well, life’s goes on ...
Hidup terus berjalan ...
penulis
Cerbung : Ordinary People Life Story (Part 3)
Ordinary People Life Story
(Part 3)
Tengah malam yang pekat, Vie mimpi buruk sehingga terjaga dari tidurnya. Berpikir mungkin beribadah adalah ide yang bagus. Entah siapa yang mengundang, masalah itu muncul & masuk dalam pikirannya, dalam sujudnya di rakaat yang terakhir, air matanya berlinang. Dalam doanya seusai rakaat yang terakhir, Vie menyeka air matanya & berusaha menahan sedu tangis yang ingin mencuat meledak, dan dia berhasil melakukannya, sekarang yang terdengar adalah isak tangisnya. Pada Nya Vie menceritakan segalanya, mengadu pada satu-satunya Maha Pengasih & Penyayang, Maha Pemurah, Maha Memdengar, Maha Sempurna, Maha Segala-galanya ...
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Pagi ini dia menanyakannya lagi, ada apa dengan Vie yang sering terlihat murung belakangan ini. Tidak ingin membicarakannya, Vie kembali menjawabnya dengan baik-baik saja. Bagaimana mungkin dia menanyakannya begitu saja, sedatar itu, tidakkah dia mencoba untuk mengingat hal terakhir yang terjadi sebelum dia merasa Vie menjadi murung ?? Apakah lelaki memang makhluk Tuhan yang diciptakan kurang sensitif ?? Memang, memilih tidak membicarakannya sepertinya ide yang kurang begitu bagus, namun apa lagi yang perlu dibicarakan ?? sudah cukup jelas bagi Vie, kalaupun di bicarakan, dia pasti akan mengemukakan kalimat somasi untuk ngeles, untuk membuat keadaan kembali normal, bukankah itu pekerjaan lelaki ??
Ya sudah, berarti harus hidup dengan masalah itu, terima kenyataan bahwa you’re not the only one, itu pilihan sulit, keegoan rasanya tidak mengijinkan pilihan itu, namun mungkin seiring dengan berjalannya waktu, mungkin sang ego akan memiliki toleransi, gave up ?? mungkin, tapi mungkin juga tidak, tergantung dari mana mengkajinya, banyak hal yang mengikuti, termasuk keluarga & anak-anak ...
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Sejatinya, manusia selalu ingat akan Sang Khaliq yang menciptakannya, pada kenyataannya, manusia menjadi lebih ingat dan lebih dekat saat susah terlilit masalah ...
Tengah malam yang pekat, Vie mimpi buruk sehingga terjaga dari tidurnya. Berpikir mungkin beribadah adalah ide yang bagus. Entah siapa yang mengundang, masalah itu muncul & masuk dalam pikirannya, dalam sujudnya di rakaat yang terakhir, air matanya berlinang. Dalam doanya seusai rakaat yang terakhir, Vie menyeka air matanya & berusaha menahan sedu tangis yang ingin mencuat meledak, dan dia berhasil melakukannya, sekarang yang terdengar adalah isak tangisnya. Pada Nya Vie menceritakan segalanya, mengadu pada satu-satunya Maha Pengasih & Penyayang, Maha Pemurah, Maha Memdengar, Maha Sempurna, Maha Segala-galanya ...
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Pagi ini dia menanyakannya lagi, ada apa dengan Vie yang sering terlihat murung belakangan ini. Tidak ingin membicarakannya, Vie kembali menjawabnya dengan baik-baik saja. Bagaimana mungkin dia menanyakannya begitu saja, sedatar itu, tidakkah dia mencoba untuk mengingat hal terakhir yang terjadi sebelum dia merasa Vie menjadi murung ?? Apakah lelaki memang makhluk Tuhan yang diciptakan kurang sensitif ?? Memang, memilih tidak membicarakannya sepertinya ide yang kurang begitu bagus, namun apa lagi yang perlu dibicarakan ?? sudah cukup jelas bagi Vie, kalaupun di bicarakan, dia pasti akan mengemukakan kalimat somasi untuk ngeles, untuk membuat keadaan kembali normal, bukankah itu pekerjaan lelaki ??
Ya sudah, berarti harus hidup dengan masalah itu, terima kenyataan bahwa you’re not the only one, itu pilihan sulit, keegoan rasanya tidak mengijinkan pilihan itu, namun mungkin seiring dengan berjalannya waktu, mungkin sang ego akan memiliki toleransi, gave up ?? mungkin, tapi mungkin juga tidak, tergantung dari mana mengkajinya, banyak hal yang mengikuti, termasuk keluarga & anak-anak ...
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Sejatinya, manusia selalu ingat akan Sang Khaliq yang menciptakannya, pada kenyataannya, manusia menjadi lebih ingat dan lebih dekat saat susah terlilit masalah ...
penulis
Rabu, 10 Juni 2015
IBU
I B U
Ibu …
Lihatlah diriku, yang kini menjadi Ibu, sepertimu ...
Ibu ...
Jangan sedih karenaku, yang belum bisa bahagiakanmu ...
Ibu ...
Tersenyumlah seperti itu, aku suka melihatmu begitu ...
Ibu ...
Kumohon jangan teteskan air matamu, itu membuat remuk hatiku ...
Ibu ...
Dendang nyanyianmu, kurindukan selalu ...
Ibu ...
Andai dapat kuputar waktu, ingin ku di masa itu ...
Saat manja bersamamu, dalam pelukanmu, selalu ...
Ibu ...
Aku menyayangimu ...
Meski tidak sebesar sayangmu padaku ...
Aku ingin engkau tahu ...
Bahagiamu adalah mimpi terbesarku ...
Lihatlah diriku, yang kini menjadi Ibu, sepertimu ...
Ibu ...
Jangan sedih karenaku, yang belum bisa bahagiakanmu ...
Ibu ...
Tersenyumlah seperti itu, aku suka melihatmu begitu ...
Ibu ...
Kumohon jangan teteskan air matamu, itu membuat remuk hatiku ...
Ibu ...
Dendang nyanyianmu, kurindukan selalu ...
Ibu ...
Andai dapat kuputar waktu, ingin ku di masa itu ...
Saat manja bersamamu, dalam pelukanmu, selalu ...
Ibu ...
Aku menyayangimu ...
Meski tidak sebesar sayangmu padaku ...
Aku ingin engkau tahu ...
Bahagiamu adalah mimpi terbesarku ...
penulis
Senin, 08 Juni 2015
Cerbung : Ordinary People Life Story (Part 2)
Ordinary People Life Story
(Part 2)
...................
Di dalam memori internalnya, siapakah yang memakan memori lebih banyak ??
Saat berdua bersisian mesra, siapakah yang ada dalam hati & pikirannya ??
Dalam doanya, siapakah yang seringkali dia sebut ??
Jika dunia sudah berakhir dan hanya menyisakan 2 orang untuk dipilih olehnya, siapakah yang lebih dia pilih ??
Jika dipisahkan oleh kematian, akankah dia mencari dia lagi & menggantikan dengannya ??
Di akhirat nanti, siapkah yang ingin dia temui kembali ??
Pertanyaan – pertanyaan itu muncul begitu saja jika persoalan itu tiba-tiba menghampiri pikirannya. Vie sudah lebih dewasa rupanya, persoalan itu tidak menguasai hati & pikirannya, hanya sesekali hinggap di pikirannya. Dan jika itu terjadi, Vie segera mencari kesibukan, Vie tidak membiarkan pikiran – pikiran itu menjajah hati & otaknya. Membersihkan meja, mencuci peralatan makan, membenahi perabot, sampai dengan mengecek pekerjaan kantor yang yang bahkan sudah berulang-ulang di ceknya. Benar-benar sesuatu yang mengganggu, rasa galau yang tidak mudah ditepis untuk hilang begitu saja.
Vie merasa tidak ada yang berubah dari dirinya semenjak persoalan itu datang & pergi memberi rasa galau. Dan memang itulah yang sedang diusahakannya, tak peduli betapa berkecamuk & betapa galau hati & pikirannya saat persoalan itu muncul kembali di pikirannya, dia tidak ingin ada sedikitpun yang berubah.
Namun pagi ini, dia bertanya datar pada Vie, mengapa Vie terlihat murung, sumpek beberapa hari ini, Vie terkejut, bahwa ternyata ada perubahan pada dirinya & dia merasakannya ... Vie segera menjawab pertanyaan itu dengan datar, Vie baik-baik saja, tidak ada sesuatu buruk yang terjadi, dan dia pun berlalu. Vie tidak mengerti, dia yakin bahwa dia tidak mungkin terlihat murung seperti yang dia bilang, sebab Vie bersumpah dia telah mengusahakannya, namun entahlah ... mungkin tanpa disadarinya, dia tidak terlalu berhasil menyembunyikan perasaannya ...
Vie hanya tidak mau cengeng, dia tidak tahu apakah persoalan itu layak untuk ditangisi hingga mengharu biru, lagipula ini bukan persoalan pertamanya semenjak dia menjadi orang ...
________________________________________________________________________________
Vie hanya tidak mau cengeng, dia tidak tahu apakah persoalan itu layak untuk ditangisi hingga mengharu biru, lagipula ini bukan persoalan pertamanya semenjak dia menjadi orang ...
________________________________________________________________________________
BAHAGIA secara leksikal adalah perasaan senang, puas, identik diiringi dengan senyum, tawa, tarian, dsb. Namun sejatinya, bagaimanakah rupa bahagia itu ?? apakah bahagia berarti tidak pernah sedih, tidak pernah jatuh, tidak pernah menangis, tidak pernah terpuruk ?? aku pernah mendengar air mata bahagia, namun aku tidak pernah mendengar bahagia dalam kesedihan ataupun bahagia dalam keterpurukan ...
to be continue ...
penulis
Minggu, 07 Juni 2015
Cerbung : Ordinary People Life Story (Part 1)
Ordinary People Life Story
(Part 1)
dalam satu pembicaraan yang biasa saja, tidak ada muatan apa-apa, hanya membicarakan hal-hal sepele, namun di sela-sela itu, terpercik satu pernyataan ku yang di amini oleh nya ...
... ternyata masa lalu masih mendominasi hatinya, sampai sekarang ...
well ..., bukan hal yang mengejutkan, sebab Vie sudah menduganya sejak lama sebelumnya ..., namun tetap saja ternyata ada rasa seperti teriris sembilu di dalam hatinya ...
memang ..., tidak selamanya yang di sisinya adalah cinta sejatinya ..., seringkali harus dapat menerima kenyataan bahwa yang di sisinya ternyata bukanlah cinta sejatinya ... apakah itu laki-laki, perempuan, sama saja ...
rasa seperti tersayat sembilu itu, mungkin karena Vie tidak seperti dia, Vie punya orang -orang yang dekat dengannya sebelumnya, namun hanya sebagai teman dekat, pacar, atau apalah itu istilahnya, sedangkan sebagai cinta sejati yang tidak dapat dilupakannya sampai sekarang, Vie tidak punya ..., tidak seperti dia ...
well, thats the truth ... you live with someone you care, the one who also concern about everyone else, his true love ... how tragic ha ???
entahlah apakah pantas disebut TRAGIS, yang Vie tahu sekarang, orang yang hidup dengannya saat ini, bukanlah sepenuhnya miliknya, sebab ternyata sampai sekarang pun, ada orang lain di hatinya ...
don't know what to do, but still must go on, cause life won't wait, time won't compromise ...
to be continue ...
penulis
(Part 1)
dalam satu pembicaraan yang biasa saja, tidak ada muatan apa-apa, hanya membicarakan hal-hal sepele, namun di sela-sela itu, terpercik satu pernyataan ku yang di amini oleh nya ...
... ternyata masa lalu masih mendominasi hatinya, sampai sekarang ...
well ..., bukan hal yang mengejutkan, sebab Vie sudah menduganya sejak lama sebelumnya ..., namun tetap saja ternyata ada rasa seperti teriris sembilu di dalam hatinya ...
memang ..., tidak selamanya yang di sisinya adalah cinta sejatinya ..., seringkali harus dapat menerima kenyataan bahwa yang di sisinya ternyata bukanlah cinta sejatinya ... apakah itu laki-laki, perempuan, sama saja ...
rasa seperti tersayat sembilu itu, mungkin karena Vie tidak seperti dia, Vie punya orang -orang yang dekat dengannya sebelumnya, namun hanya sebagai teman dekat, pacar, atau apalah itu istilahnya, sedangkan sebagai cinta sejati yang tidak dapat dilupakannya sampai sekarang, Vie tidak punya ..., tidak seperti dia ...
well, thats the truth ... you live with someone you care, the one who also concern about everyone else, his true love ... how tragic ha ???
entahlah apakah pantas disebut TRAGIS, yang Vie tahu sekarang, orang yang hidup dengannya saat ini, bukanlah sepenuhnya miliknya, sebab ternyata sampai sekarang pun, ada orang lain di hatinya ...
don't know what to do, but still must go on, cause life won't wait, time won't compromise ...
to be continue ...
penulis
Rabu, 03 Juni 2015
Cerita Inspiratif : Cinta Sejati (semoga semua suami seperti ini, amiin)
Kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua yang saya dapat dari sebuah millis (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV). Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg diutarakan beliau adalah sangat benar sekali. Silakan baca dan dihayati.
_________________________________________________________________________
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikaruniai 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia dudukkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-kata: “sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anaknya: “Anak-anakku… Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat, kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.”
“Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”
Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno. Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa.
Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di studio, kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita..” Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan”.
“Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehat pun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…”
Hidup adalah Perjuangan tanpa henti-henti, tidak usah kau tangisi hari kemarin.
Dear all, semoga bermanfaat ... :)