view minute of remembering our sweet child ...
Telaga Bidadari
Dahulu kala, ada seorang
pemuda yang tampan dan gagah. Ia bernama Awang Sukma. Awang Sukma mengembara
sampai ke tengah hutan belantara. Ia tertegun melihat aneka macam kehidupan di
dalam hutan. Ia membangun sebuah rumah pohon di sebuah dahan pohon yang sangat
besar. Kehidupan di hutan rukun dan damai. Setelah lama tinggal di hutan, Awang
Sukma diangkat menjadi penguasa daerah itu dan bergelar Datu. Sebulan sekali,
Awang Sukma berkeliling daerah kekuasaannya dan sampailah ia di sebuah telaga
yang jernih dan bening. Telaga tersebut terletak di bawah pohon yg rindang
dengan buah-buahan yang banyak. Berbagai jenis burung dan serangga hidup dengan
riangnya. "Hmm, alangkah indahnya telaga ini. Ternyata hutan ini menyimpan
keindahan yang luar biasa," gumam Datu Awang Sukma.
Keesokan harinya, ketika Datu Awang Sukma sedang meniup serulingnya, ia
mendengar suara riuh rendah di telaga. Di sela-sela tumpukan batu yang
bercelah, Datu Awang Sukma mengintip ke arah telaga. Betapa terkejutnya Awang
Sukma ketika melihat ada 7 orang gadis cantik sedang bermain air.
"Mungkinkah mereka itu para bidadari?" pikir Awang Sukma. Tujuh gadis
cantik itu tidak sadar jika mereka sedang diperhatikan dan tidak menghiraukan
selendang mereka yang digunakan untuk terbang, bertebaran di sekitar telaga.
Salah satu selendang tersebut terletak di dekat Awang Sukma. "Wah, ini
kesempatan yang baik untuk mendapatkan selendang di pohon itu," gumam Datu
Awang Sukma.
Mendengar suara dedaunan, para putri terkejut dan segera mengambil selendang
masing-masing. Ketika ketujuh putri tersebut ingin terbang, ternyata ada salah
seorang putri yang tidak menemukan pakaiannya. Ia telah ditinggal oleh keenam
kakaknya. Saat itu, Datu Awang Sukma segera keluar dari persembunyiannya.
"Jangan takut tuan putri, hamba akan menolong asalkan tuan putri sudi
tinggal bersama hamba," bujuk Datu Awang Sukma. Putri Bungsu masih ragu
menerima uluran tangan Datu Awang Sukma. Namun karena tidak ada orang lain maka
tidak ada jalan lain untuk Putri Bungsu kecuali menerima pertolongan Awang
Sukma.
Datu Awang Sukma sangat mengagumi kecantikan Putri Bungsu. Demikian juga dengan
Putri Bungsu. Ia merasa bahagia berada di dekat seorang yang tampan dan gagah
perkasa. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi suami istri. Setahun kemudian
lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik dan diberi nama Kumalasari.
Kehidupan keluarga Datu Awang Sukma sangat bahagia.
Namun, pada suatu hari seekor ayam hitam naik ke atas lumbung dan mengais padi
di atas permukaan lumbung. Putri Bungsu berusaha mengusir ayam tersebut.
Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah bumbung bambu yang tergeletak di bekas
kaisan ayam. "Apa kira-kira isinya ya?" pikir Putri Bungsu. Ketika
bumbung dibuka, Putri Bungsu terkejut dan berteriak gembira. "Ini
selendangku!", seru Putri Bungsu. Selendang itu pun didekapnya erat-erat.
Perasaan kesal dan jengkel tertuju pada suaminya. Tetapi ia pun sangat sayang
pada suaminya.
Akhirnya Putri Bungsu membulatkan tekadnya untuk kembali ke kahyangan.
"Kini saatnya aku harus kembali!," katanya dalam hati. Putri Bungsu
segera mengenakan selendangnya sambil menggendong bayinya. Datu Awang Sukma
terpana melihat kejadian itu. Ia langsung mendekat dan minta maaf atas tindakan
yang tidak terpuji yaitu menyembunyikan selendang Putri Bungsu. Datu Awang
Sukma menyadari bahwa perpisahan tidak bisa dielakkan. "Kanda, dinda mohon
peliharalah Kumalasari dengan baik," kata Putri Bungsu kepada Datu Awang
Sukma." Pandangan Datu Awang Sukma menerawang kosong ke angkasa.
"Jika anak kita merindukan dinda, ambillah tujuh biji kemiri, dan masukkan
ke dalam bakul yang digoncang-goncangkan dan iringilah dengan lantunan
seruling. Pasti dinda akan segera datang menemuinya," ujar Putri Bungsu.
Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya dan seketika terbang ke kahyangan.
Datu Awang Sukma menatap sedih dan bersumpah untuk melarang anak keturunannya
memelihara ayam hitam yang dia anggap membawa malapetaka.
Pesan moral : Jika kita menginginkan sesuatu sebaiknya dengan cara yang baik
dan halal. Kita tidak boleh mencuri atau mengambil barang / harta milik orang lain
karena suatu saat kita akan mendapatkan hukuman.
the question is : why princess are always beautiful & prince are always hansom ??, will it really happen to our real life ?? ask your own ...
taken from : Ali's diary doc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here