My Motivation

Dalam hidup, tidak semuanya mudah, namun saya percaya, seperti yang diajarkan oleh Orang Tua saya & mungkin semua orang tua di semua penjuru dunia, bahwa tekad, niat & kemauan dapat menjawab ketidak mudahan itu, dan tentu saja, motivator dalam hidup, tentu harus ada, keluarga adalah motivator tebesar saya, sebab dalam keluarga lah kita memulai menggali surga

Minggu, 19 April 2015

Terjebak Belanja Online

Berawal dari ikutan grup yang berjualan baju-baju, cukup menarik memang yang di tawarkan, 1 set baju muslim lengkap baju, kerudung, kadang juga plus belt tidak lebih dari 100 ribu, bisa keep, kapan pun barang datang, boleh bayar setelah gajian, apalagi tidak harus capek beli sendiri, tinggal order, terus tunggu dengan temang & santai hingga barang yang di pesan datang, seperti yang saya bilang, cukup menarik bukan ??

Siapa yang tidak tertarik dengan penawaran seperti itu coba ?? saya, yang pada awalnya tidak tertarik, karena tidak bisa langsung tau kualitas barang dengan harga yang lumayan murah tersebut karena tidak bisa melihat langsung & menyentuh langsung barang yang ditawarkan, sebab order hanya di dasarkan pada foto barang, akhirnya tergoda juga. Jadilah akhirnya pesanan pertama di mulai …

Tiba saat pesanan pertama datang, ”hmmmm …. lumayan untuk harga segitu ....” pengalaman pertama berkembang menjadi order – order selanjutnya ...


Tiba pada satu saat, barang yang di pesan datang bersamaan, 5 set pesanan datang breeggg !!! tentunya dengan tagihan yang cukup lumayan, padahal pada awal order, harusnya barang-barang orderan tersebut tidak datang bersamaan .... jadilah pusing kepala ini ...

Lalu, satu demi satu barang dibuka ... baru di buka & di sentuh, belum di coba, ”alamaaakkk .... ini kok gak ada yang bagus ... ini baju bahan dari apa sih ?? tipis bener ?? ”, barangkali kalau di pakai not bad, saya pun mencobanya ...


” hyaaaaa .... ya ampuunnn ... ” ternyata dari 5 set yang muat cuman 2 set, yang 3 sama sekali g muat, ” fiuhhhh .... saya mulai berkeringat, memutar otak, mau di apain baju-baju ini, di jual online, gak mungkin, bahan bajunya begini ?? aku memang tertipu, tapi tidak harus membuat orang lain tertipu kan ?? akhirnya aku coba nego untuk bisa di return atau di tukar, apa saja asal muat, ternyata tidak bisa juga, semakin jadi pusing dan bingung ...

Sudah larut malam, masih memikirkan baju-baju itu, tidak juga dapat solusi. Akhirnya pagi harinya, aku mengambil tas, 3 set baju yang tidak muat aku masukkan ke dalamnya, kemudian aku menghubungi seorang teman, yang biasanya aku titipin baju-baju bekas untuk di kasihkan ke panti asuhan. Tidak lupa aku mengawali dengan permintaan maaf & mohon bantuan. Temanku bersedia. Aku memilah-milah baju-baju bekas dari dalam lemari untuk aku masukkan bersama 3 set baju baru yang tidak muat tadi, aku pikir sekalian saja, mungkin ini adalah hukuman dari Tuhan karena aku serakah. Beli baju mentang-mentang murah & cocok, padahal bukan kebutuhan mendesak, main borong saja. Itulah hal yang ada di benakku setelah semalaman tidak mendapatkan solusi tentang baju-baju itu. Bukannya aku buruk sangka sama Tuhan, tapi tidak ada pikiran lain di benakku selain itu. Tuhan, mohon maafkanlah aku !!


Setelah peristiwa itu, aku mengumpati diri sendiri, karena telah bertindak bodoh, untuk selanjutnya, aku berjanji pada sendiri untuk mengakhiri semua itu, dan semoga aku bisa menepatinya sehingga tidak akan terjadi lagi yang seperti itu.


Buat rekan-rekan yang doyan melakukan hal yang seperti itu, sah-sah saja sih, tapi hati-hati ya ?? jangan sampai menyesal di kemudian hari, kalau tidak datang belakangan, bukan sesal namanya, tapi optimis ... kalau optomis banget dengan hal-hal seperti itu, ya monggo ... tapi sekali lagi, lebih selektif ya ....




Jadi, resolusi 2015 bagaimana ??? hwaaa … hwaaaaa …..
Cup … cup …. Come down, tetap semangat !! terus berjuang !!




Dear God, thanks to You, You’ve always know how to remind me ... amiin … 

in the job
  penulis

Jumat, 17 April 2015

just another write : go green ...



Aku sedang menatapnya. Butiran air hujan yang menetes di atas kubangan air. Aku menatapnya selama berjam-jam dari balik jendela. Aku tidak sedang menganggur, tidak juga sedang gila. Aku hanya sedang suka saja dengan itu. 

Terkadang alam adalah obat yang mujarab untuk mengobati hati & pikiran yang kalut, ruwet, carut marut ... alam selalu bisa membuat ku kembali. Kembali pada renungan-renungan yang kurasa kuperlukan untuk diam sejenak, ’ngudi roso’ (introspeksi), untuk kemudian merelakan dengan penuh keikhlasan ...bukan menemukan jawaban, hanya menemukan jalan. Jalan untuk dapat terus ’move on’. Latar belakang, alasan, motivasi, tujuan ... 

"Hhhhhh ...." aku mengakhiri pengamatanku dengan hela nafas panjang, tanda pengharapan semoga dapat menjalani kesepakatan yang telah kutemukan bersama hati & pikiranku ... 

Kupendarkan tatapan mataku pada sekeliling ... berpamitan pada alam yang telah membatuku memperoleh ikhlas dan berharap alam menerimaku kembali untuk menemukan jalanku lagi, karena rasa optimisku sebagai manusia biasa yang akan selalu ’error’. 

Alam, yang selalu membuat ku ’lebih hidup’, seperti nyawa, seperti urat nadi ... tak pernah di minta pun, alam selalu bersamaku ... ’whenever, wherever, whatever ...’ bisakah aku membalasmu lebih dari ’terima kasih’ ? 



Be gentle to nature !!! keep live, keep green … no evolution without nature … go green !!!















penulis

note : to whom it may concern, thanx for share those photo's



Rabu, 08 April 2015

Resep coba-coba sendiri : Cumi Asam Manis

ada ikan cumi di tukang sayur, cari yang lain gak ada, ada sih ... tapi sepertinya tidak berminat ...
tapi kalau di beli juga, belum pernah masak pake ikan cumi ...
pikir-pikir lama ... akhirnya nekat juga ... beli sajalah ...

sampai saat memasak, tidak ada resep panduan ... jadilah akhirnya mengira-ngira sendiri ...
bismillah ... semoga bisa ... !!

Inilah resep hasil kira-kira sendiri, yang setelah siap di santap, kata juri di rumah (suami) enak lho ...
Jadi resep yang saya share berikut adalah seperti biasa ... pengalaman pribadi ...

Cumi Masak Asam Manis

Bahan :
Ikan Cumi ukuran besar 4 buah
1 sdm minyak goreng
2 siung bawang putih, keprek, rajang
2 siung bawang merah, rajang halus
2 helai daun bawang, ambil bagian putihnya, rajang halus
1/2 sdt merica
1 ruas jahe, keprek, rajang
1 buah tomat merah, potong-potong
2 sdm saus tomat
5 buah cabe rawit utuh
11/2 sdm gula (atau sesuai selera)
garam secukupnya

Cara memasak :
1. cuci bersih ikan cumi, potong-potong menjadi bentuk cincin, ukuran sesuai selera, sebaiknya sedang (tidak terlalu kecil, tidak juga terlalu besar)
2. tuangkan 1 sdm minyak goreng.
3. tumis bawang putih, bawang merah & bawang daun hingga harum & agak layu.
4. masukkan jahe & ikan cumi, aduk sebentar.
5. tambahkan sedikit air (jika terlalu banyak akan menjadi encer, kurang kental).
6. tambahkan garam, gula & merica.
6. masukkan tomat merah, saus tomat, cabe rawit, aduk hingga merata.
7. biarkan hingga mendidih.
8. angkat, sajikan.

Note : sesuai yang pernah saya dengar, sebaiknya memasak ikan cumi tidak terlalu lama, agar tidak alot (lunak)

Demikian, sayangnya tidak sempat mengabadikan dengan foto ... semoga bermanfaat, selamat mencoba ...